Pembuatan faktur pajak


Berikut ini adalah petunjuk pengisian Faktur Pajak berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-13/PJ/2010 :


PETUNJUK PENGISIAN

1. Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak
Diisi dengan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak yang formatnya sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.
2. Pengusaha Kena Pajak
Diisi dengan nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak Pengusaha Kena Pajak yang menyerahkan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak, sesuai dengan keterangan dalam Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, kecuali alamat diisi dengan alamat tempat domisili/tempat kegiatan usaha terakhir Pengusaha Kena Pajak.
3. Pembeli Barang Kena Pajak dan/atau Penerima Jasa Kena Pajak.
Diisi sesuai dengan nama, alamat dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajak dan/atau penerima Jasa Kena Pajak.
4. Pengisian tentang Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak yang diserahkan :
a. Nomor Urut
Diisi dengan nomor urut dari Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang diserahkan
b. Nama Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak.
Diisi dengan nama Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang diserahkan.
- Dalam hal diterima Uang Muka atau Termin atau cicilan, kolom Nama Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak diisi dengan keterangan, misalnya Uang Muka atau Termin, atau Angsuran, atas pembelian BKP dan/atau perolehan JKP.
- Dalam hal diperlukan, Pengusaha Kena Pajak dapat menambahkan keterangan jumlah unit dan harga per unit dari BKP yang diserahkan.
c. Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termin
1) Diisi dengan Harga Jual atau Penggantian atas Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang diserahkan sebelum dikurangi Uang Muka atau Termin.
2) Dalam hal diterima Uang Muka atau Termin , maka yang menjadi dasar penghitungan Pajak Pertambahan Nilai adalah jumlah Uang Muka atau Termin yang bersangkutan.
3) Dalam hal pembayaran Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termin dilakukan dengan menggunakan mata uang asing, maka hanya baris "Dasar Pengenaan Pajak" dan baris "PPN = 10% X Dasar Pengenaan Pajak" yang harus dikonversikan ke dalam mata uang rupiah menggunakan kurs yang berlaku menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan pada saat pembuatan Faktur Pajak.
4) Dalam hal keterangan Nama Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak yang diserahkan tidak dapat ditampung dalam satu Faktur Pajak, maka Pengusaha Kena Pajak dapat :
- membuat lebih dari 1 (satu) formulir Faktur Pajak yang masing-masing formulir harus menggunakan Kode, Nomor Seri, dan tanggal Faktur Pajak yang sama, serta ditandatangani dan diberi keterangan nomor halaman pada setiap lembarnya, dan khusus untuk pengisian jumlah, Potongan Harga, Uang Muka yang telah diterima, Dasar Pengenaan Pajak, dan Pajak Pertambahan Nilai cukup diisi pada formulir terakhir Faktur Pajak; atau
- membuat 1 (satu) Faktur Pajak yang menunjuk nomor dan tanggal Faktur-faktur Penjualan yang merupakan lampiran yang tidak terpisahkan dari Faktur Pajak tersebut, dalam hal Faktur Penjualan dibuat berbeda dengan Faktur Pajak.
5. Jumlah Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termin.
Diisi dengan penjumlahan dari angka-angka dalam kolom Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termin.
6. Potongan Harga.
Diisi dengan total nilai potongan harga Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang diserahkan, dalam hal terdapat potongan harga yang diberikan.
7. Uang Muka yang telah diterima.
Diisi dengan nilai Uang Muka yang telah diterima dari penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak.
8. Dasar Pengenaan Pajak.
Diisi dengan jumlah Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termin dikurangi dengan Potongan Harga dan Uang Muka yang telah diterima
9. PPN = 10% X Dasar Pengenaan Pajak.
Diisi dengan jumlah Pajak Pertambahan Nilai yang terutang sebesar 10% dari Dasar Pengenaan Pajak.
10. Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
Hanya diisi apabila terjadi penyerahan Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah, yaitu sebesar tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah dikalikan dengan Dasar Pengenaan Pajak yang menjadi dasar penghitungan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
11. ............................... Tanggal .....................
Diisi dengan tempat dan tanggal Faktur Pajak dibuat.
12. Nama dan Tandatangan.
Diisi dengan nama dan tandatangan pejabat yang telah ditunjuk oleh Pengusaha Kena Pajak untuk menandatangani Faktur Pajak, yang telah diberitahukan secara tertulis kepada Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak dikukuhkan atau tempat Pemusatan Pajak Pertambahan Nilai dilakukan, paling lama pada akhir bulan berikutnya sejak pejabat yang ditunjuk tersebut menandatangani Faktur Pajak.

Dalam hal Pengusaha Kena Pajak adalah Orang Pribadi yang tidak memiliki struktur organisasi, pemilik kegiatan usaha dapat menandatangani sendiri atau memberikan kuasa kepada pihak lain untuk menandatangani Faktur Pajak. Pemberitahuan secara tertulis kepada Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak dikukuhkan atau tempat Pemusatan Pajak Pertambahan Nilai dilakukan paling lama pada akhir bulan berikutnya sejak pihak yang diberi kuasa tersebut mulai menandatangani Faktur Pajak. Apabila Penandatanganan Faktur Pajak dikuasakan kepada pihak lain maka di bawah kolom nama pada Faktur Pajak diberikan keterangan tambahan "Kuasa Pemilik Kegiatan Usaha".

Pejabat atau Kuasa yang ditunjuk untuk menandatangani Faktur tidak harus sama dengan pejabat atau Kuasa yang berwenang untuk menandatangani Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai.

Cap tanda tangan tidak diperkenankan dibubuhkan pada Faktur Pajak.
13. Dalam hal penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak menggunakan mata uang asing maka :
a. Pengusaha Kena Pajak harus menambah kolom Valuta Asing sebagaimana contoh pada Lampiran IB.
b. Keterangan kurs diisi sesuai dengan Kurs Menteri Keuangan yang berlaku pada saat pembuatan Faktur Pajak.
c. Dalam hal Pengusaha Kena Pajak melakukan penyerahan dengan menggunakan mata uang asing dan rupiah, Lampiran IB harus digunakan juga untuk transaksi yang menggunakan mata uang rupiah.


Komentar

Anonim mengatakan…
Dear Pak Raden,
Bisa dijelaskan item no.13 huruf c :
. Dalam hal Pengusaha Kena Pajak melakukan penyerahan dengan menggunakan mata uang asing dan rupiah, Lampiran IB harus digunakan juga untuk transaksi yang menggunakan mata uang rupiah.

Apakah maksudnya semua transaksi harus pakai form IB jika perusahaan melakukan transaksi dalam matauang rupiah dan terkadang memakai matauang asing ?terimakasih
Welly Napitupulu mengatakan…
Pak, maksud dan tujuan perubahan pembuatan FP pada saat penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak? thx. http://ahlikepabeanan.blogspot.com/
konsultan pajak mengatakan…
lengkap nich dalam pengisian faktur,,
dapat dipelajari nich,,
ok
Anonim mengatakan…
pak, saya mau tanya cara mebuat faktur pajak termin, dengan cara 3x pembayaran , terima kasih
Raden Agus Suparman mengatakan…
dibuat setiap pembayaran. 3x pembayaran berarti bikin 3 faktur pajak.
nova mengatakan…
apa setiap membuat vaktur pajak harus d ketik ?
tidak bileh menggunakan tulisan tangan ?
Raden Agus Suparman mengatakan…
hari gini ga punya komputer?
sekarang untuk transaksi yang sebulannya sampai 25 faktur malah diwajibkan pake eSPT.
Unknown mengatakan…
Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak didapat dari mana.
Terima kasih.
Raden Agus Suparman mengatakan…
Kalo kode di atur di PER-13 tapi kalo nomor seri sesuai urutan pembuatan masing2 WP
David mengatakan…
Dear Pak Raden, mau tanya untuk kasus ppn penyerahan jasa konstruksi berikut :
Total kontrak = 100
Termin-1 = 35
Termin-2 = 60
Penyerahan BKP Tidak bergerak = 5
Untuk penyerahan BKP Tidak bergerak tersebut bagaimana pengisian di faktur pajaknya? Apakah di baris harga jual/penggantian/uang muka/termin ditulis penggantian 100, terus termin-1 & 2 dimasukkan ke baris uang muka, jadi dpp=5?mohon advise, tq
Raden Agus Suparman mengatakan…
Setiap dapat termin dibuatkan faktur pajak. Di faktur dsebutkan termin I atau termin II dan seterusnya. Nilai yg di faktur sesuai yg diterima. Kalo cuma 5% maka segitu juga nilai faktur.
akuntansi mengatakan…
Jika menggunakan valas bagaimana pak untuk mementukan kursnya?
Raden Agus Suparman mengatakan…
untuk di faktur pajak, gunakan kurs KMK yang berlaku.

tetapi untuk omset menggunakan kurs tengah BI
Unknown mengatakan…
pak kalo termin itu apa maksudnya, apa sama dengan uang muka
Unknown mengatakan…
pak termin itu apa maksudnya, apakah sama dengan uang muka?
gozali mengatakan…
pak saya mau tanya, jika BKPnya harganya 100 jt,pembayaran 4 kali,
uang Muka 10 jt
angsuran ke 1 = 30 jt
angsuran ke 2 = 40 Jt
Angsuran ke 3(pelunasan) = 20 jt
apakah setiap penagihan saya mencatumkan nilai penagihan atau nilai totalnya???
Raden Agus Suparman mengatakan…
sesuai nilai yang ditagih.
dari 4 faktur totalnya harus 100jt.

jangan lupa di referensi sebutkan uang muka, angsuran ke... dan pelunasan 100%.
angsuran bisa juga diartikan uang muka.

Postingan populer dari blog ini

Petunjuk dan Contoh PPh Pasal 21

Kartu NPWP Baru